Berwiasat ke Kawah Sikidang di Dataran Tinggi Dieng, Menyusuri Jembatan Kayu Dan Keluhan Pengunjung
Jakarta - Salah satu tempat wisata unggulan di Dataran Tinggi Dieng adalah Kawah
Sikidang Meski merupakan kawah gunung berapi, Kawah Sikidang tidaklah
berbahaya dan malah dijadikan tempat wisata. Bahkan pengunjung dapat
berada di samping kawahnya yang berwarna kehijauan dan mengeluarkan asap
putih.
Kami sempat berkunjung ke Kawah Sikidang pada Jumat (24/9/2021). Dan beginilah gambaran wisata Kawah Sikidang.
Jembatan kayu Kawah Sikidang
Sebelum ke Kawah Sikidang, Kami terlebih dahulu mengunjungi Candi
Arjuna. Ternyata, tiket masuk Candi Arjuna sebesar Rp 20.000 juga bisa
digunakan untuk masuk Kawah Sikidang. Selain tidak perlu membeli tiket
lagi, tidak ada pula pemeriksaan sertivikat vaksin.
Pemeriksaan sudah
dilakukan di Candi Arjuna. Jika bisa berkunjung ke Candi Arjuna, maka
wisatawan dipastikan bisa berkunjung ke Kawah Sikidang, begitu pula
sebaliknya. Begitu masuk kawasan Kawah Sikidang, Kami dibuat terpana dengan jembatan
kayu yang menjadi akses wisatawan untuk mengelilingi tempat wisata ini.
Kunjungan Kami terakhir ke Kawah Sikidang adalah Agustus 2019. Saat itu,
belum ada jembatan kayu, sehingga wisatawan harus berjalan di jalan
setapak untuk menuju kawah utama. Sekarang dengan adanya jembatan kayu,
wisatawan tinggal mengikutinya saja untuk sampai di kawah utama.
Selain memudahkan perjalanan wisatawan, jembatan kayu itu juga instagramable. Banyak wisatawan berfoto di jembatan kayu dengan latar belakang kawah utama yang mengeluarkan asap. Terus mengikuti jalan utama, perjalanan sampai juga di kawah utama atau Kawah Telur Rebus.
Kawah ini mengeluarkan asap putih dengan bau belerang yang menyengat. Pengunjung hanya bisa mengamati kawah itu dari jembatan kayu dan tidak diperkenankan melompati pagar pembatas untuk alasan keamanan.
Meski asapnya cukup pekat, tampak pula air kawah utama yang berwarna kehijauan dan terlihat mendidih. Usai puas menyaksikan kawah utama, perjalanan dilanjutkan dengan mengikuti jembatan kayu.
Kali ini, jalan mengarah menuju pintu keluar. Sebelum ada jembatan kayu, pengunjung bisa menjelajah kawasan Kawah Sikidang lebih jauh, seperti naik ke salah satu bukit. Namun, kini area jelajah wisatawan hanya sebatas di jembatan kayu saja.
Perjalanan panjang dan keluhan wisatawan
Saat berjalan menuju pintu keluar, wisatawan harus melalui area suvenir atau oleh-oleh. Banyak kios pengunjung yang menjual oleh-oleh khas Dieng, seperti carica sampai sabun belerang. Wisatawan bisa membeli suvenir di area ini dengan leluasa karena banyak sekali kios pedagang.
Ada pula penjual makanan dan minuman, mengingat ada larangan membawa makanan dan minuman di kawasan Kawah Sikidang. Namun, ternyata jalan yang harus dilalui wisatawan untuk menuju pintu keluar cukup panjang.
Bahkan, ada lebih dari 10 jalur di location suvenir yang harus dilalui wisatawan untuk sampai di pintu keluar. Bahkan, sampai ada tulisan keluhan sampai caci makian dari pengunjung yang diharuskan melewati "labirin" area suvenir yang cukup panjang.
Keluhan itu ditulis menggunakan arang di kios pedagang yang tutup atau
belum ditempati. Banyak tulisan bahkan berisi makian yang cukup kasar.
"Kutempuh jalan ini dengan penuh kesengsaraan,"tulis salah satu tulisan
yang ada di dinding kios.
Meski begitu, ada pengunjung tertentu yang tidak diwajibkan melewati
labirin location suvenir itu. Mereka adalah yang tidak kuat berjalan
jauh, seperti lansia atau penyandang disabilitas. Pengunjung kategori
seperti itu bisa menghubungi nomor petugas yang tercantum di sana untuk
dibukakan pintu darurat yang langsung mengarah ke area parkir.
Komentar
Posting Komentar